Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Earth Hour, Pontianak Kampanyekan #PontianakBebasSampah2020

Kompas.com - 24/03/2017, 22:51 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com – Kota Pontianak kembali menjadi salah satu dari 37 kota di Indonesia yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2017. Gerakan kampanye global hemat energi tahun ini akan dipusatkan di Taman Alun Kapuas, Sabtu (25/3/2017).

Di Pontianak, serangkaian aksi kegiatan telah dilakukan sebelum perayaan puncak earth hour. Mulai dari kampanye di sekolah-sekolah, tempat-tempat umum, penanaman bibit pohon dan mangrove, membagikan tas belanja, bersih-bersih parit, hingga kunjungan ke media.

Koordinator Earth Hour Kota Pontianak, Windy Chintia mengatakan, gerakan earth hour di Pontianak sudah memasuki tahun keenam. Fokus utama kegiatan aksi pada tahun ini adalah di sekolah-sekolah serta isu sampah.

"Ini dilakukan untuk mendukung upaya #PontianakBebasSampah 2020 dari Pemerintah Kota Pontianak," ujar Windy, Jumat (24/3/2017).

Secara global, ungkap Windy, earth hour sudah memasuki tahun kesepuluh sejak pertama kali dimulai pada 2007 di Sidney, Australia. Tahun kesepuluh ini harapannya menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan aksi demi bumi yang lebih baik lagi.

Selain itu, sambung Windy, Earth Hour Pontianak juga melakukan gerakan #SejutaAksi reuseable bag atau tas belanja yang dapat digunakan kembali.

“Ini menjadi titik awal dari kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik di masyarakat sebagai salah satu solusi mengurangi sampah,” katanya.

(Baca juga: Gerakan Earth Hour Ajak Warga Matikan Lampu Selama Satu Jam)

 

Rangkaian Earth Hour Pontianak, jelas Windy, merupakan bagian dari gerakan earth hour global.

Dalam setiap kampanye untuk aksi perubahan iklim senantiasa mengajak publik untuk menerapkan gaya hidup hijau, seperti hemat energi, diet kantong plastik, hemat kertas, hemat air, serta membeli produk dari sumber daya yang dikelola secara lestari.

“Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa hal tersebut secara praktis bisa dan mudah untuk dilakukan. Untuk isu hemat energi bisa dengan mematikan lampu yang tidak digunakan atau mencabut pengisi daya telepon genggam dan peralatan elektronik lainnya saat tidak digunakan,” ungkap Windy.

Hal lain yang tak luput dari gerakan Earth Hour Pontianak adalah mengajak warga untuk memilih produk yang tidak berkemasan plastik lainnya. Publik bisa lebih bijak memilih produk-produk yang bersumber dari pengelolaan hutan berkelanjutan.

Misalnya minyak goreng yang bersumber dari sumber-sumber yang sudah tersertifikasi RSPO atau produk-produk lainnya yang berlogo FSC.

“Paling penting untuk menjadi pemahaman bersama bahwa earth hour merupakan gerakan mengajak orang banyak untuk berperilaku hemat energi. Ada simbol pemadaman lampu selama satu jam setiap tahunnya, bukan pemadaman aliran listrik. Hanya memadamkan lampu serta peralatan elektronik lainnya yang tidak digunakan," tuturnya.

Dari simbolisasi penghematan energi melalui selebrasi earth hour ini diharapkan akan terus menjadi gaya hidup masyarakat di Pontianak. "Bumi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik pula,” ucapnya.

Dukungan publik secara luas di tingkat lokal untuk menerapkan gaya hidup hijau ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengurangan emisi karbon dalam menekan laju perubahan iklim secara global.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com