Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliki 4 Senjata Api, Katapel, dan Senjata Tajam, Pria di Pontianak Ditangkap

Kompas.com - 21/10/2019, 22:43 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Aparat kepolisian Kalimantan Barat (Kalbar) menangkap SMS (49), atas dugaan kepemilikan sejumlah senjata api lengkap dengan amunisinya.

Reskrimum Polda Kalbar Kombes Pol Veris Septiansyah mengatakan, awal pengungkapan kasus ini bermula dari sejumlah peristiwa menonjol yang terjadi di Kota Pontianak, dan dianggap mengancam jiwa orang lain.

Maka dari itu, kepolisian meningkatkan pemantauan yang terkait kepemilikan senjata api rakitan maupun pabrikan yang dimiliki masyarakat.

"Hal ini juga berkaitan dengan pengamanan jelang pelantikan presiden dan wakil presiden kemarin," kata Veris, Senin (21/10/2019).

Baca juga: 4 Kucing di Pontianak Dianiaya, Matanya Ditusuk Kayu Orang Misterius

Dari hasil peningkatan pemantauan itu, pada Sabtu (19/10/2019), Tim Resmob Polda Kalbar, mendapatkan informasi terkait keberadaan salah satu masyarakat Kota Pontianak yang menyimpan senjata api ilegal berserta amunisinya.

“Ini merupakan upaya yang keras oleh tim Resmob Ditreskrimum, sehingga berhasil mengungkap kepemilikan senjata api ilegal di Jalan Perdana, Kota Pontianak. Tersangka berinisial SMS,” ungkapnya.

Di tangan SMS, barang bukti yang berhasil diamankan yaitu berupa 1 pucuk senjata api laras pendek jenis revolver kaliber 38, 1 pucuk revolver berkaliber 22, 1 pucuk laras pendek jenis pistol kaliber 9 mm, 1 pucuk senjata api laras panjang, 2 pucuk senapan angin, ratusan amunisi dengan berbagai macam kaliber, senjata tajam, anak panah, katapel, body armor, Handy Talky (HT) hingga batu kerikil.

Baca juga: Napi Lapas di Pontianak Tewas Tergantung, Diduga Dibunuh

Veris menerangkan, saat ini SMS sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata api ilegal, dan dijerat dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, ancaman hukumannya 10 tahun penjara.

Dia melanjutkan, hingga saat ini masih dilakukan pengembangan yang intensif untuk mengungkap motivasi tersangka maupun jaringan atau penggunaan senjata api tersebut.

"Dari hasil pemeriksaan tersangka, senjata api itu ada yang pabrikan yang dibeli online dan juga merakit sendiri," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com