Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2019, 19:33 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang memunculkan kabut asap mulai berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (9/9/2019).

Officer in Charger di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Bayu mengatakan, per hari ini, dua penerbangan ke Bandara Tebelian, Sintang, Kalimantan Barat, dibatalkan.

Selain itu, penerbangan ke Bandara Rahadi Oesman, Ketapang dan ke Bandara Pangsuma, Kapuas Hula, mengalami delay.

"Hari ini, terkait kabut asap, dua penerbangan ke Sintang di-cancel, dan masing-masing satu penerbangan ke Kapuas Hulu dan Ketapang, delay," kata Bayu, kepada Kompas.com, Senin sore.

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan Kian Meluas, Kabut Asap Merata di Riau

Namun demikian, Bayu memastikan, untuk aktivitas penerbangan ke luar Kalbar masih belum terganggu kabut asap.

"Untuk hari ini (penerbangan ke luar Kalbar) tidak ada yang terdampak," ucap dia.

Sementara itu, pantauan Kompas.com, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Senin sore pukul 15.00 WIB, tampak lengang. Tak terlihat aktivitas penerbangan apapun hingga pukul 17.00 WIB.

Layar monitor di terminal keberangkatan dan kedatangan, yang biasanya menampilkan jadwal penerbangan juga tidak tersambung.

Hanya tampak sejumlah penumpang transit yang menumpuk barang bawaannya dan duduk di kursi-kursi tunggu di depan terminal keberangkatan.

Salah satu penumpang, Umar Faruq, pria asal Bogor, Jawa Barat, ini ingin pulang ke kampung halamannya. Selama ini, Umar berada di Kuching, Malaysia.

“Seharusnya berangkat hari Minggu kemarin, tapi karena alasan kabut asap sangat gelap, jadi dibatalkan,” kata Umar.

Penerbangan dari Kuching ke Bogor, baru dilakukan hari ini dengan transit di Pontianak. Namun sayangnya, ketika tiba di Pontianak pukul 13.00 WIB, pesawat yang dijadwalkan berangkat pukul 15.00 WIB diundur menjadi pukul 17.00 WIB.

Lain lagi yang dialamai Jane Elisabeth. Perempuan paru baya ini sedianya akan terbang ke Sintang pukul 11.30 WIB.

Baca juga: Hujan Turun, Kabut Asap di Aceh Menghilang, tapi Jarak Pandang Bandara Hanya 3 Km

 

Namun, pada pukul 13.30 WIB, terdengar pengumuman bahwa penerbangannya dibatalkan.

Terang saja dia berang. Dan mendatangi petugas untuk meminta penjelasan, namun semuanya sia-sia.

Jane diminta untuk merubah jadwal penerbangan pada esok hari atau menarik kembali tiketnya, dengan dipotong sebesar 15 persen. Itu pun harus menunggu paling cepat 1 bulan.

"Jika diubah besok pun, mereka tidak bisa memastikan penerbangan dilakukan. Jadi, saya putuskan tetap kembali ke Sintang, tapi menggunakan angkutan umum," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com